ABREVIASI
(KEPENDEKAN)
a.
Kedudukan abreviasi
(kependekan) dalam pembentukan kata
Penelitian terhadap ilmu bahasa sudah dilakukan sejak ratusan yang lalu.
Sampai pada akhirnya ilmu yang mengkaji tentang kebahasaan ini dikenal dengan
ilmu Linguistik. Berbagai macam ilmu tentang kebahasaan ditemukan dan akhirnya
dipelajari, mulai dari ilmu yang mempelajari bentuk terkecil bahasa itu
sendiri, yaitu fon atau fonem, sampai bagian terbesar dari bentuk bahasa, yaitu
wacana. Sementara itu ilmu yang mempelajari tentang proses pembentukan kata dalam
sebuah bahasa dikenal dengan ilmu Morfologi.
Morfologi merupakan
ilmu linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya. Salah satu
jenis ilmu dalam pembentukan kata adalah abreviasi, yaitu proses morfologis
berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga
jadilah bentuk baru yang berstatus kata.
Dalam proses
pembentukan kata tersebut, abreviasi dapat dikatakan sangat unik karena
memiliki struktur dan pola-pola tersendiri dalam membentuk sebuah komponen
kata, baik dalam penulisannya maupun pengucapannya.
b.
Pengertian abreviasi
(kependekan)
Abreviasi adalah proses
penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah
bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi
disebut kependekan. Pengertian itu memperlihatkan bahwa dua kata atau lebih yang terbentuk
sebelumnya disatukan yang kemudian sebagian leksemnya ditanggalkan, sehingga
menjadi sebuah bentuk baru yang lebih kecil seperti kata. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia
muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat.
Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabangcabang ilmu,
kepanduan, dan angkatan bersenjata.
c.
Klasifikasi
bentuk-bentuk abreviasi (kependekan)
Dalam buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, terdapat dua klasifikasi bentuk
pemendekan, yaitu:
1) Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri
atas satu huruf atau lebih.
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,
jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap
singkatan itu.
Misalnya: Sdr, Bpk.
b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik. Misalnya: DPR
c) Singkatan
kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya: kpd.,
tgl., dan singkatan gabungan kata yang
terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya: dll., dst.
d) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua
huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda
titik.
Misalnya: a.n (atas nama), u.b (untuk beliau)
e) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik. Misalnya: cm, Rp.
2) Akronim ialah singkatan dari dua kata atau
lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
Misalnya: SIM, LIPI.
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari
beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog, Iwapi.
c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan
dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu,
rudal.
Harimurti
Kridalaksana mengklasifikasikan abreviasi ke dalam lima jenis, yaitu:
1) Singkatan
Arti singkatan dalam abreviasi
yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf,
baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
-
FSUI
(Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
-
DKI (Daerah
Khusus Ibukota, dan
-
KKN( Kuliah
Kerja Nyata),
maupun singkatan yang tidak dieja
huruf demi huruf, seperti:
-
dll. (dan
lain-lain),
-
dgn.
(dengan),
-
dst. (dan
seterusnya)
2) Penggalan
Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti:
Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti:
-
Prof.
(Profesor)
-
Bu (Ibu)
-
Pak (Bapak)
3) Akronim
Arti akronim dalam Abreviasi
yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian
lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang memenuhi kaidah
fonotaktik Indonesia, seperti:
-
ABRI /abri/
dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/
-
AMPI /ampi/
dan bukan /a/, /em/ /pe, /i/
4) Kontraksi
Arti kontraksi dalam abreviasi
yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata,
seperti:
-
tak
dari tidak
-
sendratari dari seni drama dan tari
-
berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri
-
rudal dari peluru kendali
5) Lambang huruf
Arti Lambang huruf yaitu proses
pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep
dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti:
-
g (gram)
-
cm (sentimeter)
-
Au (Aurum)
Selain itu, terdapat
beberapa ahli bahasa yang mencoba mengklasifikasikan proses pemendekan atau
abreviasi ini, yaitu salah satunya adalah suwardi Notosudirjo yang
mengklasifikasikannya menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Singkatan Mutlak atau
Inisial
Singkatan multak
adalah bentuk pemendekan dengan mengambil huruf permulaan dari tiap-tiap kata.
Contoh: ITB (Institut
Teknologi Bandung)
b. Singkatan Mutlak
Selang Seling
Singkatan multak
selang seling merupakan bentuk pemendekan yang kadang-kadang secara kebetulan
selang seling antara vocal dan konsonan.
Contoh: OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah)
c. Akronim
Akronim adalah pemendekan berupa suku-suku kata atau potongan-potongan
kata.
Contoh: Danton
(Komandan Peleton)
d. Singkatan Campuran
Contoh : PENAL
(Penerangan Angkatan Laut)
Semoga Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar