PENELITIAN
EX-POSTFACTO
(Ringkasan BAB
12 Buku Metodelogi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya Karya Prof.
Sukardi, Ph.D)
Oleh I Putu Mas Dewantara
Tujuan yang
diharapkan dapat tercapai setelah mendalami penelitian ex-postfacto adalah diharapkan dapat:
1.
Memahami tentang prinsip-prinsip
penelitian yang menggunakan metode ex-postfacto.
2.
Menguasai macam-macam penelitian ex-potsfakto.
3.
Menggunakan penelitian ex-fostfacto sesuai dengan permasalahan
dan kebutuhan.
4.
Membedakan perbedaan pokok antara
penelitian ex-postfacto dan
penelitian eksperimen secara tepat.
5.
Menerangkan langkah-langkah
penelitian ex-postfacto secara benar.
Ex-postfacto berarti “dari apa
dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian ex-postfacto disebut penelitian setelah kejadian. Nama lain untuk penelitian
ex-postfacto ini adalah after the fact atau sesudah fakta dan
ada juga yang menyebutnya retrospective
study atau studi penelusuran kembali. Kalinger (1986) memberikan definisi
bahwa penelitian ex-postfacto adalah
penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu correlational study/causal
research dan criterion group
study/causal comparative research.
A.
Penelitian Korelasi
Penelitian
ini dilakukan ketika peneliti ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya
hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Penelitian
korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Terdapat dua pendapat yang membedakan penggolongan dari penelitian
korelasi ini. Pendapat pertama
disampaikan oleh Gay yang mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam
penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung
mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan yang direfleksikan dalam
koefesien korelasi. Pendapat kedua disampaikan
oleh Nazir yang mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian
deskriptif karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang
sudah terjadi. Tiga karakteristik penelitian korelasi adalah:
1)
Penelitian korelasi tepat jika
variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi serta
mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2)
Memungkinkan variabel diukur
secara intensif dalam setting
(lingkungan) nyata, dan
3)
Memungkinkan peneliti mendapat
derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan
pengumpulan data guna menentukan adakah hubungan antarvaribel dalam subjek atau
objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, berapa derajat hubungan
antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai
koefesien korelasi yang diberi simbol matematika (r) yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif (-)
menunjukkan arah variabel bertolak belakang sedangkan nilai positif (+)
menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Penelitian korelasi mempunyai beberapa tujuan
seperti yang diungkapkan oleh Gay bahwa “penelitian
korelasi menjelaskan rentang variasi dalam sebuah faktor korespondensi yang
terdapat dalam satu atau lebih faktor dasar lain dalam koefesien korelasi”.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan tiga pertanyaan berikut.
1)
Adakah hubungan antara dua
variabel?
2)
Bagaimanakah arah hubungan
tersebut?
3)
Berapa besar hubungan kedua
variabel tersebut dapat diterangkan?
Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak
memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat
misalnya r > 0,80,
peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen.
1. Beberapa Kemungkinan Haraga r
Dalam
penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa variabel
yang saling terkait. Dengan teknik statistik yang ada, mereka dapat
menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau korelasi
sebagian (partial correlation).
|
|||
2.
Derajat Asosiasi Korelasi Ganda
Seringkali
ditemui bahwa peneliti juga tertarik untuk mencari derajat asosiasi antara dua
variabel setelah variabel lainnya dikontrol atau dieleminasi pengaruhnya. Model
korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi variabel di atas disebut korelasi
terpisah atau partial correlation.
Yang
perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel atau
lebih adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab
akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, 1984).
3.
Menginterpretasikan Koefesien Korelasi
Ada
tiga butir penting bagi seorang peneliti dalam menginterpretasikan koefesien
korelasi yaitu sebagai berikut.
1)
Koefesien merupakan angka simpel
atau tidak perlu diinterpretasikan dari harga koefesien =+1, 0, -1.
2)
Korelasi tidak perlu diartikan
menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua faktor, seperti yang telah
diterangkan di atas.
3)
Koefesien korelasi tidak perlu
diinterpretasikan secara absolut.
Cohen dan Manion (1981:128)
menunjukkan harga r seperti berikut.
1)
Nilai r = 0,20 – 0,35 menunjukkan hubungan dua variabel lemah walaupun
signifikan.
2)
Nilai r = 0,35 – 0,65 menunjukkan hubungan sedang, umumnya signifikan
lebih dari 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.
3)
Nilai r = 0,65 – 0,85 menunjukkan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan
peneliti melakukan prediksi dengan tepat.
4)
Nilai r = > 0,85 menunjukkan hubungan antarvariabel tinggi, dan
peneliti dianjurkan melakukan prediksi grup secara tepat. Di samping itu,
prediksi individual juga dapat dilakukan dengan cermat.
Kapan seorang
peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi? Ketika peneliti mempunyai
beberapa alasan penting, di antaranya sebagai berikut.
1)
Ada kebutuhan informasi bahwa ada
hubungan antarvariabel di mana koefesien korelasi dapat mencapainya.
2)
Penelitian korelasi perlu
diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks, dan
peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi
variabel-variabel tersebut.
3)
Dalam penelitian dimungkinkan
dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting
lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan jika salah satu tujuan
penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan
adanya asumsi hubungan antarvariabel.
4.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi
Penelitian
korelasi memiliki kelebihan sebagai berikut.
1)
Berguna dalam mengatasi masalah
yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial, karena dengan
penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungannya secara simultan.
2)
Dengan penelitian korelasi,
dimungkinkan beberapa variabel mempunyai kontribusi pada suatu variabel
tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3)
Penelitian korelasi pada umumnya
melakukan studi tingkah laku dengan setting
yang realistis.
4)
Peneliti dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang
perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi,
peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi tanpa melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak
dapat membangun hubungan sebab akibat.
B.
Penelitian Kausal Komparatif
Ada
para ahli yang mengelompokkan penelitian kausal komparatif ini ke dalam kelompok
penelitian deskriptif dengan alasan bahwa penelitian tersebut berusaha untuk
menggambarkan keadaan yang telah terjadi. Sementara itu ada juga yang
mengelompokkan penelitian kausal komparatif ke dalam penelitian ex-postfacto dengan alasan bahwa dalam penelitian
ini variabel juga telah terjadi dan peneliti tidak berusaha memanipulasi atau
mengontrolnya.
Pada penelitian
kausal komparatif, variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi telah
terjadi dan dalam penelitian ini peneliti menentukan alasan atau penyebab
status objek yang diteliti. Jadi, penelitian kausal komparatif berusaha
mencermati pertanyaan what is the effect
of X?.
Penelitian korelasi
dan penelitian kausal komparatif kadang-kadang membingungkan. Kedua penelitian
ini memiliki kesamaan-kesamaan seperti berikut.
1)
Kedua penelitian ini tidak
memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi;
2)
Kedua penelitian ini juga tidak
melakukan kontrol;
3)
Bila peneliti menggunakan paket
program statistik dalam komputer, penelitian regresi otomatis juga menganalisis
hasil korelasi.
Walaupun demikian, kedua penelitian tersebut
memiliki perbedaan di antaranya sebagai berikut.
1)
Dalam penelitian korelasi,
peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
2)
Dalam penelitian kausal
komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam
hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Penelitian kausal komparatif juga sering
dibandingkan dengan penelitian eksperimen. Persamaan di antara keduanya adalah
berusaha membangun hubungan sebab akibat. Selain itu, kedua penelitian ini juga
melibatkan kegiatan perbandingan. Perbedaan antara keduanya terletak pada ada
tidaknya manipulasi terhadap variabel bebas. Pada penelitian kausal komparatif,
variabel bebas tidak dimanipulasi, sedangkan pada penelitian eksperimen
dilakukan manipulasi terhadap variabel bebas.
Pada penelitian kausal komparatif, pertama
kali peneliti melihat pengaruh pada variabel atau variabel terikat, baru
kemudian melihat variabel penyebab. Sedangkan dalam penelitian eksperimen,
peneliti secara random membuat dua grup, yaitu grup netral dan grup eksperimen
yang akan memperoleh perlakuan dengan cara memanipulasi variabel bebas.
Kelebihan penelitian kausal komparatif adalah memungkinkan peneliti melakukan
studi karena apabila digunakan eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena
beberapa alasan, misalnya tidak etis, menyalahi aturan sekolah, dan sebagainya.
Kelemahanya adalah sebagai berikut.
a)
Karena variabel bebas telah
terjadi, maka kontrol variabel tidak dapat dilakukan;
b)
Oleh karena tidak terdapat
manipulasi dan kontrol, maka interpretasi hasil penelitian pada umumnya hanya
menekankan pada hubungan dan prediksi variabel dengan tidak terlalu
berorientasi pada hubungan sebab akibat.
Langkah-Langkah
Penelitian Ex-postfacto
Langkah-langkah
penelitian ex-postfacto adalah
sebagai berikut.
1)
Mengidentifikasi adanya
permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melaui metode ex-postfacto.
2)
Membatasi dan merumuskan
permasalahan secara jelas.
3)
Menentukan tujuan dan manfaat
penelitian.
4)
Melakukan studi pustaka.
5)
Menentukan kerangka berpikir,
pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6)
Mendesain metode penelitian yang
hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan penentuan populasi,
sampel,teknik sampling, menentukan instumen pengumpulan data, dan menganalisis
data.
7)
Mengumpulkan, mengorganisasikan,
dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8)
Membuat laporan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar